KECAMATAN LUAK

KABUPATEN LIMA PULUH KOTA

Kompos Solusi disaat Pupuk langka

Admin
Jumat, 17 September 2021
644 Dibaca
...

Kunjungan lapangan yang dilakukan oleh Camat Luak Drs. Muftil Wahyudi dan Pj, Wali Nagari Mungo Syaiful Wahid, S.Ip ke Kelompok SAKATO di Jorong Koto Bakuruang Nagari Mungo pada Kamis (16/9/21) merupakan satu solusi terbaik dimasa pandemi sekarang bagi petani yang mengkhawatirkan soal kelangkaan pupuk.

betapa tidak, disaat pandemi covid 19 ini perekonomian merosot, namun bagi petani di kelompok SAKATO tidak lagi mengkhawatirkan soal pupuk, tak perlu lagi merogoh kocek dalam-dalam untuk membeli pupuk dan tak perlu lagi ribut atau pusing di saat Pupuk (bersubsidi) mengalami kelangkaan.

“ sebenarnya petani bisa membuat pupuk dengan sendiri dengan kualitas yang jauh lebih baik dari pupuk sintesis yang beredar di pasaran yang tentunya sangat bersahabat dengan kantong dan juga lingkungan yaitu dengan membuat pupuk kompos erganik “ ucap Drs, Muftil Wahyudi

 

Keuntungan pemakain pupuk kompos / organik ini guna menyelaraskan program Pemerintah dalam mengalakkan pertanian organik, diamana tujuan utamanya adalah untuk bisa mandiri membuat pupuk organik guna mendukung program pertanian organik yang dicanangkan Kementerian Pertanian dan juga sesuai dengan visi misi Bupati Lima Puluh Kota disektor Pertanian dengan membuka/mengelola 20.000 ha lahan tidur untuk program swasembada jagung  dan peningkatan produktivitas panen padi.

 

Kabupaten Limapuluh Kota memiliki kawasan lahan pertanian yang sangat luas. Sebagian tergolong lahan tidur karena belum dimanfaatkan. Padahal bertani memiliki peluang masa depan gemilang

 

“Mari kita tanam jagung, kelapa, pokat, pinang, pisang, durian, bawang dan berbagai tanaman lainnya. Sembari menunggu tanaman tersebut berbuah, lahan kita tanami HOLTIKULTURA” ” lanjutya

 

Kelompok Sakato yang diketuai oleh Hasril, Sag ini menceritakan asalmulanya kelompok ini berdiri pada tahun 2019 yang lalu memulai dari usaha nol dengan sedikit ilmu yang dimilikinya beserta anggota yang berjumlah 20 orang ini melakukan uji coba pembuatan pupuk kompos yang kemudian diaplikasikan terhadap tanaman bawang merah

“ Allahmdulillah dari hasil uji coba kita dapat menghasil produksi bawang merah 1 berbanding 7 bahkan sempat 1 banding 10 Bawang” ucapnya

Dengan tak pernah merasakan puas dengan hasil yang didapatkan Kelompok Sakato ini terus menciptakan Formula-formula yang tepat untuk pembuatan Pupuk Kompos ini, lebih lanjut beliau beserta anggota kelompok selalu berharap dukungan dan pendampingan dari pemerintahan untuk selalu mendampingi bagaimana kedepannya kelompok ini bisa sukses dan bisa menyelaraskan visi misi Bpati Lima Puluh kota terutama di Sektor Pertanian

“ pembuatan pupuk organik ini bahan bakunya sangat mudah di dapat dan tersedia dilingkungan sekitar, terutama yang berasal dari kotoran dan urine ternak, ungkapnya”

Penyuluh Pertanian Lapangan Mungo Ibu Hidayati, A.Md PPL Pertanian Nagari Mungo yang juga hadir mendampingi Kelompok SAKATO ini menjelaskan Kompos merupakan salah satu jenis pupuk organik. Kompos adalah bahan-bahan organik (sampah organik) yang telah mengalami proses pelapukan karena adanya interaksi antara mikroorganisme (bakteri pembusuk ) yang bekerja di dalamnya. Kotoran sapi merupakan salah satu bahan yang mempunyai potensi untuk dijadikan kompos. Kotoran sapi mengandung unsur hara antara lain nitrogen 0,33%, fosfor 0,11%, kalium 0,13%, kalsium 0,26%. Pupuk kompos merupakan bahan pembenah tanah yang paling baik dan alami daripada bahan pembenah buatan/sintetis. Pada umumnya pupuk organik mengandung hara makro N,P,K rendah, tetapi mengandung hara mikro dalam jumlah cukup yang sangat diperlukan untuk pertumbuhan tanaman.

“pengoptimalan pembuatan pupuk kompos padat dan pupuk organik cair akan memberikan manfaat dan pendapatan lebih bagi para petani, jadi dengan adanya integrasi yang baik antara usaha pertanian dan peternakan sehingga dapat dipastikan akan menumbuhkan iklim pertumbuhan ekonomi yang baik pula. “ Ucapnya

Terlebih dengan meningkatnya hobi tanaman hias juga akan menjadi penggerak pertumbuhan pupuk organik, yang tentunya akan memberikan dampak yang baik terhadap UMKM atau industri rumah tangga yang bergerak di bidang pembuatan pupuk, tutupnya. (Arhye/adm)

Berita terkait
Selasa, 08 Februari 2022 438 Dibaca
share Bagikan berita
facebook Facebook
whatsapp Whatsapp
twitter Twitter
`

Feedback