KECAMATAN LUAK

KABUPATEN LIMA PULUH KOTA

Nagari Tanjung Haro Sikabu-kabu

Admin
Kamis, 13 September 2018
473 Dibaca

PROPIL NAGARI
A. Sejarah Singkat Nagari
Nama kenagarian Sikabu-kabu Tanjung Haro, telah mengalami perubahan beberapa kali, antara lain Sikabu-kabu (masa Belanda sampai PRRI), Sikabu-kabu Tanjung Haro (masa Orla dan Orba), Sikabu-kabu Tanjung Haro Padang Panjang ( era reformasi / tahun 2000).
Pada masa era otonomi daerah, Nagari Sikabu-kabu Tanjung Haro terdiri dari 3 jorong, yaitu: Jorong Sikabu-kabu, Jorong Tanjung Haro dan Jorong Padang Panjang. Namun sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman, sekarang Nagari Sikabu-kabu Tanjung Haro Padang Panjang telah berjumlah menjadi 6 (enam) wilayah jorong sesuai dengan Surat Keputusan Bupati Lima Puluh Kota Nomor 171 Tahun 2009 tanggal 25 Maret 2009 tentang Perubahan Nama dan Jumlah Jorong dalam Wilayah Pemerintahan Nagari Sikabu-kabu Tanjung Haro Padang Panjang Kecamatan Luak, Jorong dimaksud antara lain: Jorong Sikabu-kabu, Jorong Lakuak Dama, Jorong Bukik Kanduang, Jorong Tanjung Haro Utara, Jorong Tanjung Haro Selatan dan Jorong Padang Panjang. Semenjak dulu, secara umum nagari ini lebih dikenal namanya dengan sebutan Kenagarian Sikabu-kabu Tanjung Haro.
Dalam sejarahnya, Kenagarian Sikabu-kabu Tanjung Haro telah dipimpin oleh beberapa orang walinagari/kepala desa. Asal mula sejarah Kenagarian Sikabu-kabu Tanjung Haro yang bersumberkan dari beberapa legenda dan pendapat adalah seperti berikut ini.
1.    Sikabu-kabu adalah sebatang pohon kayu besar yang mirip dengan pohon kapuk. Konon kabarnya kayu tersebut telah berumur ratusan tahun dengan tinggi batang hampir hampir mencapai 70 m. Sekitar tahun 2000 kayu dimaksud disambar petir dan akhirnya tumbang. Sampai sekarang nama pohon Sikabu-kabu masih merupakan bagian dari nama Kenagarian Sikabu-kabu Tj. Haro Pd. Panjang.
2.    Tanjuang Haro adalah suatu hamparan berupa tanjuang yang konon ditumbuhi oleh kayu aro (sampai sekarang kayu aro masih ada di beberapa tempat di wilayah Gunung Sago).  Kemudian akibat perkembangan bahasa dan interaksi sosial masyarakat, maka Tanjuang Aro menjadi Tanjung Haro.
3.    Padang Panjang adalah suatu daerah yang semulanya dirintis dengan menggunakanan pedang yang tergolong panjang lalu daerah rintisan tersebut dalam masa perkembangan menjadi hamparan padang/ladang yang membujur dari utara sampai ke selatan yang terdapat di Jorong Padang Panjang.

B. Aspek Geografi dan Demografi
1. Aspek Georafi
a. Luas dan Batas Wilayah Administrasi
Nagari SIkabu-kabu Tanjung Haro Padang Panjang merupakan satu dari tujuh puluh sembilan Nagari yang ada di Kabupaten Lima Puluh Kota. Berdasarkan data Statisktik tahun 2010 luas wilayah Nagari adalah 1.387 Ha2  atau 13,87 Km2 , yang berarti 0,41 persen dari daratan Kabupaten Lima Puluh Kotayang luasnya mencapai 3.354,30 Km2  .
Nagari Sikabu-kabu Tanjung Haro Padang Panjang terdiri dari 6 Jorong yaitu :
1.    Jorong Sikabu-kabu
2.    Jorong Lakuk Dama
3.    Jorong Bukik Kanduang
4.    Jorong Tanjung Haro Utara
5.    Jorong Tanjung Haro Selatan
6.    Jorong Padang Panjang
Sesuai dengan keputusan Bupati Kabupaten Lima Puluh Kota Nomor 398/LK/2001 tentang Pembentukan Pemerintahan Nagari Sikabu-kabu Tanjung Haro Padang Panjang Kecamatan Luak secara administratif dengan batas-batas sebagai berikut :
1.    Sebelah Utara berbatas dengan kelurahan Sicicin dan Kelurahan Air Tabit (Kota Payakumbuh)
2.    Sebelah Selatan Berbatas dengan Gunung Malintang (Gunung Sago)
3.    Sebelah Timur berbatas dengan nagari Sungai Kamuyang
4.    Sebelah Barat berbatas dengan Nagari Situjuh Gadang dan Kelurahan Aur Kuning (Kota Payakumbuh)

b. Letak dan Kondisi Geografis
Secara Geografis Nagari terletak antara 1000 38' 55,8" BT sampai 1000  40' 3,30" BT dan 00 14' 39,2" LS sampai  00 18' 0" di Kecamatan Luak. Pusat Pemerintahan Nagari terletak di Kampung Baru (dulu disebut parak jua) dalam wilayah Jorong Padang Panjang yang berata pada posisi 1000 39' 12,08" BT sampai 1000  15' 30,94" BT  dengan ketinggian 596 m dpl.
Nagari Sikabu-kabu Tanjung Haro Padang Panjang merupakan Nagari terdepan dan sekaligus gerbang utama di Kabupaten Lima Puluh Kota bagian Selatan yang berbatasan langsung dengan kota Payakumbuh.
Dengan posisi tersebut, nagari memiliki posisi yang sangat strategis dan bisa dikembangkan secara maksimal, baik sektor pariwisata dengan kondisi alam yang indah maupun sektor ekonomi seperti pertanian dan perkebunan maupun peternakan dan perikanan, sehingga bisa menjadi supplier bagi kota tetangga.
Dengan Luas areal lahan pertanian dan perkebunan yang mencapai lebih dari 1.000 Ha, dengan akses yang tidak sulit untuk dijangkau , maka akan sangat menguntungkan bagi nagari untuk mampu bersaing dengan nagari lainnya dalam segi pemasaran hasil bumi.
c. Topografi
Karakteristik fisik wilayah dapat ditemukenali melalui keadaan topografi, geologi, morfologi wilayah, jenis tanah, iklim, hidrologi, dan sebagainya. Wilayah Sikabu-kabu Tanjung Haro Padang Panjang memiliki topografi yang bervariasi antara datar, bergelombang, dan berbukit-bukit dengan ketinggian dari permukaan laut antara 550 meter dan 1.100 meter. Berikut Tabel Ketinggian Nagari Sikabu-kabu Tanjung Haro Padang Panjang dari Permukaan laut.
Tabel. 2.1
Ketinggian Nagari dari Permukaan Laut
No    Jorong    Interval Ketinggian
1    Sikabu-Kabu    700-1.100 mdpl
2    Lakuak Dama    650-700 mdpl
3    Bukik Kanduang    650-700 mdpl
4    Tanjung Haro Selatan    600-650 mdpl
5    Tanjung Haro Utara    600-650 mdpl
6    Padang Panjang    550-600 mdpl
Nagari Sikabu-kabu Tanjung Haro Padang Panjang yang berada pada kemiringan, ketinggian dan morfologi daratan, wilayah pegunungan, dataran tinggi dan dataran rendah memiliki kemiringan tanah berkisar antara 5 - 40 % bahkan ada yang lebih dari 40 % (lebih dominan) yang dikelompokkan dalam:
1.    Kemiringan 15 - 40% terdapat pada bagian Tenggara dan Barat Daya dari Nagari Sikabu-kabu Tanjung Haro Padang Panjang
2.    Kemiringan 74 % terdapat dibagian Selatan Nagari Sikabu-kabu Tanjung Haro Padang Panjang (Pinggiran kaki Gunung Sago)

d. Geologi
Ditinjau dari segi geomorfologi regional Nagari Sikabu-Kabu Tanjung Haro Padang Panjang yang merupakan satu kesatuan dari daerah Kabupaten Lima Puluh Kota berada pada rangkaian perbukitan yang dikenal dengan “Bukit Barisan” dan merupakan bagian dari “Volcanic Arc” tatanan atau kerangka tektonik lempeng di daerah Sumatera. Struktur geologi regional sangat dipengaruhi oleh tatanan geologi Sumatera. Dari struktur geologi, daerah ini termasuk ke dalam daerah cekungan Payakumbuh, yang memiliki struktur sesar atau patahan berupa struktur sesar normal (sesar turun) dan sesar geser yang merupakan refleksi dari basement daerah berupa Block Faulting System (Sistem Sesar Bongkah).
Meski tidak memiliki struktur sesar melainkan neogene, Nagari Sikabu Kabu Tanjung Haro Padang Panjang yang berada di kaki gunung sago dan merupakan bagian daerah Kabupaten Limapuluh Kota sangat rentan dengan pergeseran tanah karena berada dekat dengan struktur sesar normal yang dimiliki Kelok Sembilan, Solok Bio-Bio dan Batu Balang. Mengacu pada ketentuan yang dikeluarkan oleh BPN Kabupaten Lima Puluh Kota maka dapat diketahui klasifikasi tekstur tanah Nagari Sikabu-Kabu Tanjung Haro Padang Panjang adalah sedang dan halus dengan jenis tanah latosol/Brown Forest Soil, PH tanahnya agak masam sampai sedang yang bersifat tahan terhadap erosi dan cocok untuk pertanian.

e. Hidrologi
Tata air Nagari Sikabu-kabu Tanjung Haro Padang Panjang terdiri dari air permukaan dan air bawah tanah. Air permukaan di Nagari Sikabu-kabu Tanjung Haro Padang Panjang mempunyai banyak sumber mata air antara lain, Kapalo Ayie, Lurah Silidih, Lurah Pincuran nan Ampek, Lurah Sibisu, Lurah Bulakan, dan Lurah Danau yang pada umumnya sumber-sumber mata air tersebut digunakankan oleh masyarakat sebagai tempat mandi umum (MCK) dan pengairan sawah.
Jika melihat peta menggunakan pesawat satelit, terdeteksi adanya air bawah permukaan yang dimiliki oleh Nagari Sikabu-Kabu Tanjung Haro Padang Panjang dengan jumlah tiga kali lebih besar dari air bawah tanah yang dimiliki Nagari Sungai Kemuyang. Letak air bawah permukaan yang terdeteksi tesebut berada memanjang mulai dari Talang hingga ke Lurah Sinjariang mengikuti lekuk bukik balimbiang.
Namun, air bawah permukaan ini belum termanfaatkan dengan baik dan berkemungkinan hanya menggunakan resapan melalui tempat yang lebih rendah sehingga menimbulkan sejumlah mata air seperti tersebut diatas dan dimanfaatkan sebagai sumber pengairan sawah.

f. Klimatologi
Suhu rata-rata di Nagari Sikabu-kabu Tanjung Haro Padang Panjang berada pada kisaran 22 0C – 29 0C dan kelembaban udara sekitar 81.6 % - 90.6 %. Curah hujan tertinggi 3.759 mm/tahun dan curah hujan terendah 1.834 mm/tahun. Berdasarkan data yang ada curah hujan tertinggi terjadi pada bulan April sedangkan jumlah hari hujan terbanyak terjadi pada bulan Nopember. Kondisi iklim tersebut tidak memberikan berpengaruh yang signifikan terhadap aktivitas penduduk. Data jumlah curah hujan dan hari hujan Sikabu-Kabu Tanjung Haro Padang Panjang tahun 2010-2014
g. Pengunan Lahan
Kondisi topografi Nagari Sikabu-kabu Tanjung Haro Padang Panjang sangat mempengaruhi ketersediaan lahan dan kehidupan sosial ekonomi masyarakat. Penggunaan lahan di Nagari Sikabu-kabu Tanjung Haro Padang Panjang mayoritas masuk kategori Areal Penggunaan lain (APL) dan difungsikan sebagai lahan basah untuk pertanian (sawah, kolam ikan) dan lahan kering untuk perkebunan, perumahan, sarana prasarana umum, hutan tanah ulayat dan bentuk lainnya

Penggunaan lahan basah masih didominasi oleh sawah tadah hujan dimana luasnya melebihi jumlah total lahan kering. Jumlah sawah irigasi produktif masih lebih kecil jika dibandingkan dengan luas sawah tadah hujan. Kecilnya luas sawah irigasi produktif dibanding dengan luas sawah tadah hujan terjadi karena faktor jumlah debit air yang keluar dari sejumlah mata air tidak mencukupi untuk mengairi seluruh area sawah yang ada. Sehingga penggunaan sawah tadah hujan oleh masyarakat harus menyesuaikan dengan musim.

2. Demografi
Berdasarkan hasil pendataan keluarga program KB pada tahun 2014 diketahui Kepala Keluarga yang berada di Nagari Sikabu-kabu Tanjung Haro Padang Panjang berjumlah 1.384 Kepala Keluarga, 1.158 Rumah Tangga dan 4,978 jiwa yang tersebar secara tidak merata. Jumlah terbesar terdapat di Jorong Sikabu-Kabu yaitu sebanyak 288 Kepala Keluarga atau sebesar 20,81%, sedangkan jumlah terendah terdapat di Jorong Bukik Kanduang dengan jumlah 129 Kepala Keluarga atau 9,32 %.
Adanya perbedaan angka jumlah rumah tangga yang lebih kecil dibandingkan dengan jumlah kepala keluarga dengan selisih angka 226 dikarenakan dalam tiap rumah tangga didapati lebih dari satu kepala keluarga. Dengan kata lain, saat ini terdapat 226 kepala keluarga yang tinggal bersama kepala keluarga lain. Disisi lain, jumlah rumah tangga dan jumlah jiwa berbanding (1:4,3) dengan terjemahan lain adalah rata-rata dalam tiap rumah tangga yang ada di Nagari Sikabu-Kabu Tanjung Haro Padang Panjang terdapat 4 sampai 5 jiwa
C. Potensi Wisata
Event pariwisata unik yang dapat dinikmati setiap tahun di Nagari Sikabu-kabu Tanjung Haro Padang Panjang adalah pacu terbang itik “Flying Duck Race”. Pacu terbang itik ini pada awal mulanya adalah merupakan sejenis permainan anak Nagari. Kemudian seiring perkembangan waktu, tradisi ini berkembang menjadi event pariwisata yang rutin dilakukan setiap tahunnya.
Disamping itu, Nagari Sikabu-kabu Tanjung Haro Padang Panjang juga memiliki potensi wisata alam yang cukup menarik untuk dikunjungi seperti panorama alam (view) Talang dengan pemandangan lepas dari ketinggian dikelilingi tumbuhan pinus. Ada juga air terjun sarasah Kayu Kolek di Jorong Sikabu-kabu yang berada tidak jauh dari panorama Talang.
Karena belum memiliki sarana dan prasarana penunjang serta perangkat pendukung lainya, potensi ini belum dapat dikembangkan secara maksimal. Kedepan, perlu perhatian dan kesamaan visi dalam mengolah sumber daya alam (potensi) ini, sehingga dapat memberikan nilai tambah yang bermanfaat bagi Nagari Sikabu-kabu Tanjung Haro Padang Panjang.
 

Berita terbaru
`

Feedback