Kec-Luak Wakil Bupati Lima Puluh Kota Rizki Kurniawan Naskari kembali menepati janji kepada masyakat Nagari Mungo pada Kamis (16/09/2021) di aula Kantor Wali Nagari Mungo.
Rizki Kurniwan Naskari yang lebih akrab dipanggil RKN kembali hadir dengan Plt Kepada Dinas Perikanan kabupaten Lima Puluh Kota Ir. Sepdi Paindayeri beliau datang dengan membawa harapan baru bagi masyarakat Nagari mungo kecamatan luak khususnya kepada Pelaku usaha di bidang perikanan.
Kedadatangan orang Nomor 2 di Lima Puluh kota ini disambut hangat oleh Camat Luak Drs. Muftil Wahyudi dan Penjabat Wali Nagari Mungo Syaiful Wahid, S.Ip, pengurus Kelompok Perikanan dan Tokoh Masyarakat Nagari Mungo.
Adapun agenda RKN dan Jajaran dinas perikanan Kabupaten Lima Puluh Kota datang ke nagari mungo merupakan tindak lanjut dari hasil diskusi disaat pelaksanaan khatam alquran di nagari mungo pada senin 13/09/2021 yang lalu di Jorong Balai Gadang Ateh, dimana masyakat Nagari mungo khususnya pelaku usaha dibidang perikanan mengeluhakan tentang kurangnya pasokan air untuk kolam ikan mereka.
Sebagaimana telah diketahui sejak dahulunya Nagari Mungo dikenal dengan daerah penghasil ikan terbesar di kabupaten Lima Puluh Kota bahkan mungkin di Sumatera Barat sekalipun apabila orang menyebut Nagari Mungo maka langsung yang terpikirkan adalah Ikannya.
“ Nagari Mungo iconnya adalah ikan, Ikannyo Jinak Aianyo Janiah” Ucap Syaiful Wahid, S.Ip di saat membuka dialog bersama masyarakat Pelaku usaha perikanan
Namun pepatah nagari mungo dengan ikannyo Jinak Aianyo Janiah kini mulai pudar seiring dengan berjalannya waktu, kolam ikan yang dulu berproduksi kini beralih fungsi menjadi lahan jagung bahkan banyak diatara kolam-kolam ikan tersebut yang dibiarkan oleh masyarakat setempat menjadi lahan yang tidak produktif lagi.
RKN dengan senyum khasnya kembali menggali pemikiran warga Nagari Mungo sehingga mendapatkan masukan-masukan yang diperlukan karena sejatinya yang memahani yang memahani kebutuhan warga tentulah warga itu sendiri
“ kami ingin membangun/melakukan sesuatu sesuai dengan kebutuhan dan potesi di nagari dan kami sangat menyakini bahwa memunculkan program kegiatan dengan mempertimbangkan suara dari bawah jauh lebih baik dibandingkan dengan mengandalkan pemikiran kita saja baik menurut kita belum tentu dibutuhkan oleh masyarakat ” ucapnya
Dalam diskusi dengan beberapa kelompok Perikanan di Nagari mungo tersebut banyak sekali harapan tertompang kepada Pemerintahan kabupaten Lima Puluh Kota, bagaimana kedepannya dapat kembali mengembalikan Icon Nagari Mungo yang dikenal dengan ikannya.
Idris salah seorang Pelaku Usaha dibidang perikanan yang juga ketua Kelompok Perikanan Legusa mengalami kemerosotan dalam memproduksi ikan hias jenis Koi dan Gurami.
“ dulu dalam satu tahun kita tak henti-hentinya produksi ikan Jenis KOI dan Gurami, namun sekarang jangankan memproduksi mempertahankan indukan saja susah dikarenakan air yang tidak mencukupi” ucapnya
Hal senada jua diungkap oleh seorang Pelaku Usaha Aprianti Sahar Ketua Kelompok....................... di Jorong Bukik Gombak situak Nagari mungo mengeluhkan permasalahan terhadap air namun tak pantang menyerah dengan situasi yang dihadapi dan berusaha semaksimal mungkin namun baginya harapan yang diinginkan bertolak belakang dengan apa yang diharapkan oleh pelaku usaha.
“ terkadang apa yang kita harapkan tidak sesuai dengan keinginan para pelaku usaha khususnya petani ikan di nagari mungo “ ucapnya
Tak jauh berbeda dengan Ketua Gapoktan Gurami Lestari Julius Dt Paduko Basa nan Putiah beliau menyampaikan permasalahan air di nagari mungo ini sudah sejak lama namun tak kunjung terselesaikan, dengan menanamkan harapan penuh kepada Bupati Lima Puluh Kota agar dengan sesegeranya dapat mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh pelaku usaha perikanan di nagari mungo.
Sumber air terbesar sebelumnya berasal dari air Batang Tabik Nagari Sungai Kamuyang, debit air yang besar cukup bahkan berlebih untuk keperluan kolam ikan dan areal persawahan di nagari mungo, namun sekarang tidak lagi ada.
“ persoalan air dari Tali Bandar Batang Tabit ini telah kita telusuri namun tak membuahkan hasil, air selalu habis diperjalanan” ucapnya
Hal tersebut di setelah dipejalari dan ditelusuri ternyata banyak sekali kendala yang dihadapi, mulai dari banyaknya Drainase tali bandar yang telah bocor akibat Sirangkak (kepiting) bahkan ada jua yang ulah manusia sendiri
Namun ditengah- tengah permasalahan yang dihadapi disaat ini solusi satu-satunya mungkin dengan mengoptimalkan kembali sumur-sumur Bor air bawah tanah yang selama ini tidak produktif di dproduktifkan kembali “ tutupnya
Dari hasil diaglog diskusi bersama Wabub, kepala Dinas Perikanan ternyata sumur bor merupakan salah satu terobosan bagi masyarakat nagari mungo agar bisa kembali melaksanakan aktifitas usaha perikanan namun untuk meralisasikannya butuh waktu dan kajian dengan mendatangkan ahlinya.
Kami berharap kepada masyakat mungo untuk bisa bersabar dalam waktu dekat ini kami akan membawa instansi terkait dalam hal ini dinas PU Kab Lima Puluh Kota untuk mempelajarinya bagai mana agar suplai air untuk kolam-kolam ikan di Mungo cukup, sehingga nama Mungo yang dikenal sebagai pusat nagari penghasil bibit ikan kembali terangkat
“Nanti kita bersama akan melakukan pengamatan dan selanjutnya membuat perencanaan” ujar wabub
Semoga dengan Ini juga harapan kita dalam membangun lima puluh kota bersama dalam mensukseskan program mencetak 20 juta bibit ikan setiap bulannya akan terlaksana guna peningkatan perekonimian masyarakat
“Unggulangan kita sekarang ada dua jenis ikan air tawar yaitu ikan Dewa atau ikan gariang dan Ikan Gurami” tutupnya (arhye.Adm).
Feedback